Karya: Gabriela Sinta Wirawati
Woel, 1835
“Kukuruyukkkk...”,
sapa si jago di pagi hari. Kokoknya yang merdu membuat kita semangat menyambut
hari baru. Tak lama, sang surya datang dengan senyuman hangatnya. Ia siap
menyinari dunia yang luar biasa ini. Woel, begitulah alam memanggil bumi yang
indah ini. Sementara Woel memanggil alam dengan sebutan Tura. Woel dan Tura
bersahabat karib. Bagaikan tangan dan kaki.
Seketika para flora
dan fauna pun terbangun dari tidur lelapnya. Sontak mereka sibuk bertahan
hidup. Kupu – kupu dan serangga lainnya bertebaran di
mana – mana. Burung – burung bersenandung gembira, membuat alunan musik yang
tenang. Semuanya gembira dari mamalia hingga reptil. Tak lupa juga, para fauna
yang indah dipandang. Bergerak mengalun mengikuti arah angin semilir.
Namun semua itu tak akan
lengkap tanpa adanya manusia. Manusia adalah makhluk yang paling berkuasa di
atas segala ciptaan Yang Mahakuasa. Oleh sebab itu, kiranya manusia dapat
menjaga kelestarian Woel ini. Alhasil, manusia dan Tura dapat bersahabat. Teramat
indah dunia ini. Sungguh keindahan yang tak sebanding dengan segala jenis
mata uang.
Woel, 1880
Walaupun penuh dengan bunga nan indah, pasti ada parasit. Walaupun penuh keindahan,
pasti ada keburukan. Di sisi lain, hiduplah penghuni bawah tanah
yang penuh kekejian dan kekelaman. Pemimpin mereka, Lusifer yang adalah seorang
malaikat maut merasa iri dengan keadaan Woel. Mereka dengan sekuat tenaga dan
pikiran berusaha mencari ide untuk menghancurkan Woel. Markas mereka berada di jantung Woel. Tepatnya dalam
Forta. Forta sendiri merupakan suatu hutan yang sangat luas, namun terkenal
dengan sebutan “haunted forest” nya.
Forta, 1976
Hari berganti hari, bulan berganti bulan, tahun berganti tahun, hingga abad
berganti abad. Lusifer masih saja mencari ide untuk menghancurkan Woel. Untuk
mempercepat waktu, Lusifer mengatakan, “Aku akan menyamar.”. Sontak Lusifer
membuat kaumnya kebingungan. “Psfibjs... untuk apa?!...
advbakcj...Bla..bla..bla..”, kata setiap iblis kepada yang lain. Namun mereka
tetap menjalankan perintah Lusifer, karena ada suatu hukum yang berbunyi :
“Wahai kaum iblis, taatilah pemimpin – pemimpinmu. Segala makhluk apapun yang
tidak menaati pemimpinnya, akan diperciki air suci.” Konon, air suci dapat
menghanguskan kaum iblis.
Woel, 2030
Telah banyak manusia yang terhasut. Perlakuan
manusia membuat dunia hancur. Woel geram. Ia ingin memberontak manusia, tetapi
ia tak bisa. Hingga akhirnya, ajal Woel telah tiba. Untuk terakhir kalinya,
Woel memperingatkan manusia katanya, “Hei manusia, bisakah kalian berhenti
menggangguku?”. Tetapi manusia tak menggubris.
Dengan sisa hidupnya, Woel menghitung detik akhir hidupya.
“Limaa...”, dengan nafas terengah – engah. “Empat....”, lanjutnya lagi.
“Tiga...hahh...”, ia berkata dengan sedikit senyum di wajahnya, tanda ia pasrah
terhadap apa yang akan terjadi. “Duaaa..tes..tes..”, Woel menitikkan air
matanya. Sebelum menghitung angka terakhir, ia menyampaikan suatu pesan.
“Sampai jumpa semuanyaa, jangan sesali apa yang kau perbuat. Okay?”. Tanpa
menunggu jawaban, Woel berniat mengakhiri hidupnya sambil berkata,
“Satuuu....hahhhhhhh”, diiringi nafas terakhir hidupnya. Sungguh malang nasib
Woel. Forta, hutan jantung hidup Woel telah hilang, hangus terbakar. Tubuhnya
yang dulu seindah kuntum mawar, kini layu tak berdaya.
Sampailah Woel pada titik terlemahnya. Manusia menderita.
Pohon dan tanaman telah layu. Hewan – hewan telah mati kelaparan. Tanah kering
terbelah. Laut dan sungai surut, tak menyisakan sedikit pun air. Oksigen yang
dahulunya berkelimpahan, sekarang hanya sebuah ingatan. Tetapi bukannya mencari
damai, manusia malahan saling menyalahkan. Lusifer dan kaumnya bahagia.
Strategi mereka berhasil. Wah, ternyata kejahilannya belum berakhir. Setelah
menghancurkan bumi, Lusifer berniat menghancurkan manusia yang sekarang tampak
seperti makhluk luar bumi bertubuh kurus. Hanya terdiri dari tulang dan kulit saja.
Amsterdam,
2067
Lusifer menyamar menjadi manusia. Ia sangat senang menjahili
manusia, apalagi ia dapat melakukannya secara langsung. Tanpa berpikir panjang,
ia mematahkan sayap hitam dan taringnya. Masih ada bekas darah dalam punggung
dan mulutnya. Namun baginya semua itu tak ada apa – apanya dibanding dengan
menguasai dunia. Pada mulanya, Lusifer menyamar menjadi seorang tokoh tak
dikenal. Ia memakai tubuh orang lain bernama Ghosta, sementara jiwa Ghosta
diusirnya. Ghosta adalah seorang lelaki berumur 19 tahun. Ghosta seorang yang
pemurung, ia tinggal sebatang kara di gubuk tua warisan ayahnya.
Setelah Lusifer mengambil paksa tubuh Ghosta, ia segera
mencari segala sesuatu untuk membuat portal yang direncanakannya sejak awal.
Ya, portal kematian. Akhirnya Lusifer segera mencari bahan – bahan yang ia
butuhkan. Ia berjalan mengelilingi jasad Woel, dimulai pukul 12 malam tepat.
Lusifer bersama dengan kabut hitamnya serta anjing – anjing hutannya menyusuri
jasad Woel dalam waktu 1 jam saja. Wah, cepat sekali bukan? Dalam
perjalanannya, Lusifer berkali – kali tertawa sambil berkata, “Hahahaha...
sungguh bodohh!! Bodoh! Bodoh! Dan bodoh!! Mengapa ada yang menciptakan makhluk
– makhluk sebodoh ini?! Hahahaha...”, celetuknya mengejek manusia. Pada
akhirnya, Lusifer mendapatkan segala bahan yang ia inginkan untuk membuat “Teleportation of Death”. Dan ya, semua
itu adalah barang curian.
Tanpa menunggu apapun, Lusifer segera merakit segala yang
telah direncanakannya. Dalam waktu beberapa menit saja, rakitannya telah
selesai dibuat. Jam menunjukkan pukul 03.00, Lusifer memanggil rakyat –
rakyatnya ke bumi. Dalam pestanya, Lusifer menunjukkan ciptaannya. “Lihatlah,
aku menciptakan alat penghancur dunia terbesar dunia! Hahahaha....” Mereka
berpesta, berfoya – foya, bertindak kekerasan, saling bunuh membunuh, serta
semacamnya. Pesta tersebut akhirnya berakhir. Lusifer kembali menjalankan
rencananya. Lusifer berniat membawa barang ciptaannya ke pusat dunia, London.
London,
3 Mei 2067
Sampailah Lusifer di pusat dunia. Setelah sebulan lamanya
Lusifer berjalan menyusuri Woel. Ia segera meletakkan ciptaanya ke atas tanah.
Lusifer memanggil kaumnya dengan sangkakala di tangannya. Itulah pertanda jika
kaum bawah tanah harus memasuki sebuah tubuh. Sontak mereka memasuki sebuah
tubuh seorang perempuan pemabuk. Setelah dirasuki, tubuh perempuan itu tampak
mengerikan. Tangannya tampak seperti penyihir, tubuhnya kering kerontang,
giginya bertajam – tajam, serta sebagainya. Dengan tubuh wanita tersebut, para
iblis mengarahkan manusia menuju “Teleportation of Death” yang telah dibuat
oleh Lusifer. Manusia segera menuju sumber cahaya yang dipancarkan oleh TD.
Dalam TD, manusia dibakar. Manusia menjerit kesakitan,
sementara Lusifer tertawa cekikikan. Setelah seminggu lamanya, manusia hangus
tak bersisa. Para iblis menguasai dunia. Dunia yang kini, bukanlah yang dulu.
Dunia yang kini, bukanlah dunia yang indah seperti dulu. Dunia yang kini,
bukanlah dunia yang menakjubkan seperti dulu. Dunia yang kini, adalah dunia
yang hancur. Bagai bunga yang layu.
London,
2631
“Bumi, kering kerontang. Tak ada
tanaman, hewan, dan segala – galanya. Kosong, hampa, tak berdaya. Hanya diriku
satu – satunya yang tinggal di dunia kejam ini. Tolonglah, bantu aku!”
TAMAT
Pesan Amanat
Cerita:
Janganlah sia – siakan segala hal yang kau miliki,
agar kau tak menyesal di kemudian hari.
PROFIL PENULIS
Nama :
Gabriela Sinta Wirawati
No :
11
Kelas : 4.S1.1
No
HP :
087894817789
Medsos/email
: gabrielasinta24@gmail.com
Ig : @lala_ellaa
Alamat :
Jl. Ardeli 18 Malang
ingin mendapatkan uang banyak dengan cara cepat ayo segera bergabung dengan kami di f4n5p0k3r
ReplyDeletePromo Fans**poker saat ini :
- Bonus Freechips 5.000 - 10.000 setiap hari (1 hari dibagikan 1 kali) hanya dengan minimal deposit 50.000 dan minimal deposit 100.000 ke atas
- Bonus Cashback 0.5% dibagikan Setiap Senin
- Bonus Referal 20% Seumur Hidup dibagikan Setiap Kamis
Ayo di tunggu apa lagi Segera bergabung ya, di tunggu lo ^.^