Kucing dan Domba
Oleh : Okta Abdi Prasetya
Pada suatu desa yang cukup jauh dari kota, ada beberapa keluarga yang tinggal di dalamnya. Tepatnya ada di suatu lembah hijau disertai dengan pepohonan yang sangat rimbun. Keluarga yang tinggal tersebut mempunyai peliharaan domba dan juga kucing yang sangat terkenal. Mereka mempekerjakan beberapa pekerja yang tinggal di sekitar lembah untuk memberi makan kucing dan domba.
Selain memberi makan, mereka juga harus membersihkan keduanya. Jika bulu dombanya sudah lebat, maka para pekerja harus memotongnya dan menjual bulu tersebut ke pasar. Begitu pula dengan kucing, jika beratnya sudah cukup para pekerja harus menjualnya ke kota. Jumlah dari domba dan kucing sana cukup banyak sehingga itu menarik minat para pembeli.
Dan konon katanya, pada masa itu binatang bisa berbicara satu sama lain yang tidak dimengerti oleh bahasa manusia. Kebetulan kucing dan domba tersebut letak kandangnya berdekatan sehingga mereka bisa berbicara satu sama lain.
Sehari-hari, kadang suara kucing dan domba ribut dan itu tidak diketahui oleh manusia bahwa mereka sedang berbicara. Saat hari jualan kucing tiba, biasanya kucing dengan ukuran yang besar ditimbang dan diserahkan kepada para pembeli.
Suatu hari, seekor kucing yang masih muda dan ukurannya cukup besar akan dijual. Namun ia sulit saat hendak ditangkap. Namun, para pekerja akhirnya berhasil menangkap dan mengikat dua pasang kaki kucing tersebut.
Kucing muda tersebut berteriak dan meronta. Melihat hal itu, kawanan domba pun berteriak.
“Dasar penakut”
Kemudian salah satu dari kawanan domba menambahkan “mengapa kamu menangis dan teriak denga gaduh. Padahal temanmu yang lain jarang melakukan sesuatu yang sama. Mereka pasrah dengan nasib sekalipun harus disembelih”
Mendengar hal tersebut, salah satu kucing dewasa berkata “Hai domba sok bijak, kamu bisa berkata begitu karena tidak mengalami apa yang kami alami. Kamu hanya dicukur bulunya tanpa harus disembelih. Namun lihat kami, kami diambil dan tak lama lagi nyawa kami hilang. Hidup kami tentulah tidak senikmat hidup kalian. Begitu tegakah engkau mengejek anak kucing yang sedang diujung kematian?”
Sejak saat itu, kandang domba menjadi sunyi dan senyap. Mereka merenungkan apa yang sudah disampaikan oleh salah satu kucing tersebut. Dan akhirnya merekapun sadar bahwa mereka lebih beruntung dari pada kucing. Lalu merekapun meminta maaf kepada kucing dewasa yang tadi.
Nama : Okta Abdi Prasetya
Kelas : 6.S2.2
No. Absen : 24
ReplyDeleteKelinci99.org Situs Agen Judi Togel Online dan Live Game Terpercaya
- Bonus Deposit 5rb Setiap Hari
- Minimal Deposit Rp 20.000
- Diskon Togel Terbesar Sampai 66%
- Bonus Cashback 5% (Khusus Live Game)
- Bonus Referral 1% ( Tanpa Batas )
- Berapapun Kemenangan Anda Pasti Kami Bayarkan 100%
- Anda Akan diLayani Selama 24 Jam Non Stop
Kenyamanan dan Kepuasan Anda Menjadi Prioritas Utama Kami, Semoga Beruntung Bermain Bersama Kami di Kelinci99.org
numpang share ya min ^^
ReplyDeleteBosan tidak tahu mau mengerjakan apa pada saat santai, ayo segera uji keberuntungan kalian
hanya di D*E*W*A*P*K
dengan hanya minimal deposit 10.000 kalian bisa memenangkan uang jutaan rupiah
dapatkan juga bonus rollingan 0.3% dan refferal 10% :)