Oleh : Komang Putri Widyani
Raja Sankara memiliki seorang ratu bernama Ratu Sansi. Ratu Sansi sangat baik hati dan lemah lembut. Ratu Sansi selalu memberi bantuan pada rakyatnya yang sedang kesusahan. Raja Sankara dan Ratu Sansi memiliki anak laki-laki bernama Pangeran Sinar. Meskipun Pangeran Sinar merupakan anak seorang raja, ia tidak pernah sombong akan hal itu. Bahkan Pangeran Sinar selalu bermain dengan anak sebayanya dan tidak memandang kedudukan. Pangeran sinar sangat baik pada rakyatnya, hingga ada seorang warga yang pernah ia tolong memberikan sebuah anugerah yaitu dapat meminta 1 permintaan yang bukan berhubungan dengan hidup atau mati.
Setiap hari, masyarakat kerajaan ulat bulu beserta keluarga kerajaan turun dari pohon alpukat untuk mencari makanan. Setiap masyarakat memiliki tugas masing-masing. Ada yang menjaga kerajaan dan ada yang turun mencari makanan. Pangeran Sinar bertugas menjaga keamanan kerajaan dan masyarakat yang tidak ikut mencari makanan. Sang raja dan sang ratu ikut turun untuk memimpin para masyarakat. "Rakyatku, sekarang kita berpencar di sini dan mencari makanan. Jika sudah dapat kita berkumpul lagi ditempat ini," pimpin Raja Sankara. "Siap Raja" ujar rakyat serentak.
Suatu hari saat sedang mencari makanan, raja dan semua ulat bulu yang sedang mencari makanan melihat ada beberapa orang yang memasuki rumah kosong tersebut sembari memindahkan barang-barangnya. Para ulat bulu tidak mempedulikan hal itu dan terus mencari makanan.
Keesokan harinya, mereka hendak mencari makanan. Para ulat bulu seperti biasanya turun ke halaman rumah untuk mencari makanan. Saat mereka sedang mencari makanan, pemilik baru rumah kosong itu melihat banyak sekali ulat bulu. Melihat itu pemilik rumah tersebut memanggil pembasmi ulat bulu. Akhirnya setelah pembasmi ulat bulu datang, semua ulat bulu dibasmi hingga semua mati termasuk sang raja dan ratu.
Di kerajaan, Pangeran Sinar sangat gelisah karena semua ulat yang mencari makanan belum pulang hingga malam tiba. "Pergi kemana ayah, ibu, dan masyarakat yang mencari makanan, mengapa hingga malam belum pulang juga?" ujar pangeran dalam hati. Akhirnya Pangeran Sinar memutuskan untuk turun sebentar dan melihat keadaan. Betapa terkejutnya Pangeran Sinar saat ia melihat banyak sekali jasad ulat bulu termasuk ayah dan ibunya. Ia sangat sedih sekaligus marah. Ia memberitahukan kepada rakyatnya tentang kejadian ini."Di sini saya ingin menyampaikan kabar buruk, bahwa semua ulat yang mencari makanan tadi siang telah mati." ujarnya sambil menangis. Semua rakyat pun ikut menangis sekaligus marah.
Keesokan harinya Pangeran Sinar mencoba menyelidiki apa yang membuat semua ulat mati. Kemudian ia mencium bau yang sangat menyengat yang jika dihirup terlalu lama akan membuat ulau bulu mati. Ia pun tahu siapa yang melakukan hal ini, yaitu sang pemilik baru rumah ini.
Pangeran Sinar mulai memiliki rasa dendam pada manusia itu. Ia pun teringat tentang anugerah yang diberikan oleh rakyatnya. Ia mencoba meminta untuk menghidupkan kembali semua ulat yang telah dibunuh manusia itu. Tetapi permintaannya seperti tidak dikabulkan. Ia baru ingat bahwa permintaan ini tidak boleh mengenai hidup atau mati.
Akhirnya Pangeran Sinar meminta supaya semua ulat bulu dikerajaannya itu memiliki racun yang dapat membuat tangan manusia menjadi gatal hingga tidak berani menyentuh ulat bulu. Permintaan itu pun terkabul. Kemudian Pangeran Sinar meminpin para rakyatnya menyerang rumah itu dan membuat penghuninya menjadi gatal-gatal. Rencana itu pun berhasil. Penghuni rumah tersebut tidak betah dan akhirnya pergi dari rumah tersebut.
Semua ulat bulu pun senang. Mereka dapat hidup tenang kembali. Tetapi masalah baru kembali datang pada mereka. Saat hujan deras, pohon alpukat tempat kerajaan mereka runtuh. Mereka kebingungan dan mulai menyerah. Tetapi tiba-tiba ada seorang manusia yang mencoba menyelamatkan kerajaan mereka. Tetapi manusia itu tidak tahu jika yang ia bawa adalah kerajaan ulat bulu. Ia mengira rumah itu adalah rumah burung.
Orang itu memindahkan kerajaan ulat bulu ke sebuah pohon jati. Pangeran Sinar dan para rakyat mulai sadar, ternyata manusia juga ada yang baik. Mereka menyesal sudah balas dendam saat itu. Akhirnya Pangeran Sankara memutuskan untuk menghilangkan racunnya. Ternyata permintaan itu permanen. Dan mereka pun menyesal sudah balas dendam pada manusia.
Maka dari itu walaupun kita pernah disakiti oleh orang lain, kita tidak boleh balas dendam pada orang tersebut walaupun kita merasa kesal dan marah. Karena suatu saat nanti mungkin kita akan membutuhkannya ataupun sebaliknya.
Profil penulis :
Nama : Komang Putri Widyani
Kelas/ nomor absen: 4.S2.1/16
Alamat : Perumahan Griya Sampurna Sejahtera Blok C1-10
Tempat tanggal lahir : Malang, 25 Agustus 2005
Profil penulis :
Nama : Komang Putri Widyani
Kelas/ nomor absen: 4.S2.1/16
Alamat : Perumahan Griya Sampurna Sejahtera Blok C1-10
Tempat tanggal lahir : Malang, 25 Agustus 2005
No comments:
Post a Comment